Sumber: Lenin Collected Works, 1974, Vol. 24, hal. 546-548
Penerjemah: Disalin ulang untuk Situs Indo-Marxist dari terbitan Yayasan "Pembaruan", Jakarta
Diterbitkan di Pravda No. 69, 13 Juni (31 Mei), 1917
Jawaban-jawaban dari pemerintah-pemerintah Perancis dan Inggeris dengan terutama jelas memperkuat kebenaran kenyataan-kenyataan kita yang berulang-ulang, bahwa baik pemerintah kapitalis Rusia, maupun pemerintah kapitalis Perancis, pemerintah kapitalis Inggeris, ataupun pemerintah kapitalis Jerman, tidak dapat melepaskan politik aneksasi-aneksasi (perampokan-perampokan), dan bahwa segala janji-janji seperti itu dimaksudkan untuk menipun Rakyat-Rakyat saja [13].
Kami bertempur untuk merebut dengan senjata Elzas-Lotharingen, kami bertempur untuk kemenangan, jawab orang-orang Perancis. Berbaik hatilah untuk mematuhi perjanjian dan bertempur untuk Polandia Rusia dan Polandia Jerman, jawab orang-orang Inggeris.
Kebenaran yang pahit bahwa kapitalisme tidak dapat setuju untuk melepaskan politik aneksasionis telah disingkapkan sekali lagi. Politik “kaum pendamai”, kaum yang ingin mendamaikan kapitalisme dengan proletariat, kaum menteri-menteri-is [14] , yakni politik kaum Narodnik dan Menshevik, sudah gagal dengan paling nyata. Segala hapan mereka tentang suatu pemerintah koalisi telah berantakan samasekali, segala janji mereka telah ditelanjangi sebagai banjir kata-kata hampa.
Dan yang paling merugikan sekarang bagi urusan revolusi dan kepentingan-kepentingan massa untuk menutupnutupi seluruh persoalan itu dengan frase-frase.Dua corak menonjol dalam banjir frase-frase ini, dan betul-betul – “kedua-duanya buruk”.
Rabocaya Gazeta, organ kaum Menteri-is Menshevik, adalah sebagai durian runtuh bagi kaum Kadet [15]. Di satu pihak ia berkata: “Atas dasar ini” (atas dasar jawaban-jawaban dari kedua negara Entente [16]) “tidak dapat ada suatu persetujuan antara mereka dan kita …. “ Antara …..”kita”? – yaitu kaum kapitalis Rusia? Teori perjuangan klas telah dilemparkan ke dasar laut; adalah lebih menguntungkan untuk mengembar-gemborkan frase-frase tentang “demokrasi” pada umumnya, dengan menginjak-injak kebenaran elementer Marxisme, yaitu, bahwa justru di dalam suatu “demokrasi”-lah jurang antara kaum kapitalis dan kaum proletar paling dalam.
Di pihak lain, Rabocaya Gazeta ingin membuat “suatu percobaan menilai kembali” (persetujuan-persetujuan serta perjanjian-perjanjian) “lewat suatu konperensi dari wakil-wakil pemerintah-pemerintah Sekutu yang khusus dipanggil bersidang”. Ceritera lama yang sama: persetujuan dengan kaum kapitalis, yang, dalam kenyataannya, merupakan penipuan terhadap kaum buruh dengan bermain-main perundingan dengan musuh-musuh klas mereka.
“Desakan oleh lapisan-lapisan yang luas dari Demokrasi Pernacis dan Inggeris, bahkan desakn oleh proletariat Perancis dan Inggeris saja terhadap pemerintah-pemerintah masing-masing ….. “, tulis Rabocaya Gazeta. Di Rusia kaum Menshevik mendukung pemerintah imperialis mereka sendiri, tetapi di negeri-negeri lain mereka menyerukan kepada orang untuk mengadakan desakan…… Apa ini, kalau bukan obralan omong kosong yang palsu semata-mata, dari permulaan hingga akhir?
“Kami sedang menyiapkannya” (yaitu perdamaian dalam rangka internasional) “dengan memanggil bersidang konperensi Sosialis internasional” ….. yang akan dihadiri oleh menteri-menteri dari antara bekas-bekas Sosialis yang telah berpihak pada pemerinatah-pemerintah mereka itu !!!! “Penyiapan” yang gemilang dari penipuan terhadap Rakyat dalam skala besar dengan serangkaian penipuan-penipuan dalam skala lebih kecil, ya, ini betul-betul bukan main.
Dielo Naroda mengeluarkan obralan omong kosong “á la Jacobin” [17]. Nada yang keras itu, seruan-seruan revolusioner yang bombas itu:…..”kita cukup mengetahui” …. “keyakinan akan kemenangan Revolusi kita” (dengan huruf besar, sudah tentu), “dari langkah ini atau itu ….. dari demokrasi revolusioner Rusia…… tergantung nasib ….. seluruh Pemberontakan” (dengan huruf besar, sudah tentu) “yang dengan begitu bahagia dan jaya telah dimulai Rakyat pekerja…..”
Jelaslah, apabila orang menulis perkataan-perkataan Revolusi dan Pemberontakan dengan huruf besar, hal itu membuat soalnya kelihatan “sangat sekali” menakutkan, persis seperti orang-orang Jacobin. Banyak efek dengan pengeluaran sedikit. Sebab orang-orang yang menulis ini sesungguhnya membantu untuk mencekik revolusi dan merintangi perkembangan pemberontakan Rakyat pekerja dengan mendukung pemerintah kaum imperialis Rusia, dengan mendukung cara-cara kaum imperialis itu menutupnutupi dari Rakyat perjanjian-perjanjian rahasia, taktik mereka menunda-nunda penghapusan segera pemilikan tanah tuan tanah, dengan mendukung cara-cara politik perang “ofensif” mereka, tindak tanduk menghina yang sewenang-wenang mereka terhadap badan-badan perwakilan setempat, kecongkakan mereka untuk mengangkat atau menyetujui penjabat-penjabat setempat yang dipilih oleh penduduk setempat, dan seterusnya dan sebagainya tanpa akhir.
Tuan-tuan, pahlawan-pahlawan frase. Tuan-tuan, kesatria bombas revolusioner! Sosialisme menuntut supaya orang membedakan demokrasi kapitalis dari demokrasi proletar, revolusi burjuis dari revolusi proletar, pemberontakan kaum kaya terhadap tsar dari pemberontakan Rakyat pekerja …. terhadap kaum kaya…… Sosialisme menuntut supaya orang-orang membedakan revolusi burjuis kita, yang telah berakhir (burjuasi kini sudah menjadi kontra revolusioner), dari revolusi yang meningkat dari proletariat dan kaum tani termiskin. Revolusi terdahulu adalah untuk peperangan, untuk mengawetkan pemilikan tanah tuan tanah, untuk “ditundukkannya” badan-badan pemerintahan sendiri setempat pada pemerintah sentral, untuk perjanjian-perjanjian rahasia. Revolusi yang terakhir telah mulai mencekik peperangan dengan penyaudaraan revolusioner, dengan menghapuskan kekuasaan kaum tuan tanah di daerah-daerah, dengan peningkatan jumlah dan kekuasaan Sovyet-Sovyet, dan dengan melaksanakan di mana-mana prinsip pemilihan.
Orang-orang Menteri-is Narodnik dan Menshevik itu menghamburkan frase-frase tentang “demokrasi” pada umumnya, tentang “revolusi” pada umumnya, supaya menutup-nutupi dengan ini persetujuan mereka dengan burjuasi imperialis negeri mereka sendiri, yang kini pasti sudah bersifat kontrarevolusi – suatu persetujuan yang, pada hakekatnya, sedang berobah menjadi suatu perjuangan melawan revolusi kaum proletar dan semi proletar.
Pravda No. 69
13 Juni (31 Mei) 1917.
Keterangan:
13. Yang dimaksud adalah nota-nota balasan pemerintah-pemerintah Perancis dan Inggeris terhadap pernyataan Pemerintah Sementara tertanggal 27 Maret (9 April) 1917. Nota-nota itu diterbitkan dalam surat kabar-surat kabar pada tanggal 28 Mei (10 Juni). Nota Perancis (seperti juga nota Inggeris) menyambut baik maksud Pemerintah Sementara mencapai kemerdekaan Polandia, menyatakan keinginan Perancis untuk berjuang membebaskan Elzas-Lotharingen dan memperoleh ganti rugi dari Jerman. Nota Inggeris dengan segala jalan membenarkan ikut sertanya Inggeris dalam peperangan. Dalam kedua Nota dicerminkan harapan akan melanjutkan perang “sampai akhir” bersama dengan Rusia.
14. Kaum Ministerialis (kaum Menteri-is atau Millerandis, menurut nama seorang Sosialis-reformis Perancis, A. Millerand), demikian Lenin menamakan kaum sosialis, yang masuk ke dalam pemerintah burjuis dan menyokong politik anti-Rakyat. Dengan mengkarakterisasi Millerandisme sebagai revisionisme dan kerenegatan, Lenin menunjukkan, bahwa kaum sosialis-reformis, sambil masuk ke dalam pemerintah, sudah pasti merupakan bonek-boneka, tabir bagi kaum kapitalis, senjata pemerintah untuk membohongi massa.
15. Kaum Kadet – partai konstitusionil-demokratis, partai utama burjuasi liberal-monarkis di Rusia. Setelah Revolusi Burjuis-Demokratis bulan Pebruari tahun 1917 ia menjadi partai yang memerintah; pemimpin-pemimpinnya, sambil masuk ke dalam Pemerintah Sementara, menjalankan politik kontra revolusi. Setelah kemenangan Revolusi Sosialis Oktober Besar kaum Kadet mengorganisasi perang sipil melawan Rakyat Sovyet.
16. Negara-Negara Entente – Inggeris, Perancis dan Rusia.
17. Kaum Jacobin – wakil-wakil yang paling tegas dari burjuasi dalam revolusi burjuis Perancis pada akhir abad XVIII, kaum demokrat revolusioner, yang secara konsekwen mempertahankan keharusan penghancuran absolutisme dan feodalisme.