Sumber: W.I.Lenin, Kumpulan Karya Edisi Rusia Keempat, jilid 15, hal. 35-47
Penerjemah: Diketik kembali untuk Situs Indo-Marxist dari buku Yayasan ”Pembaruan” Jakarta 1960 dengan sedikit perubahan ejaan.
Tidak seorangpun di Rusia kini kiranya akan memimpikan sesuatu revolusi menurut ajaran Marx. Ini, atau kira-kira begini, tidak lama berselang dinyatakan oleh suatu suratkabar liberal – bahkan yang hampir demokratis – malahan yang hampir Sosial-Demokratis – (Mensyewik), Stolicnaya Pocta. Dan untuk secara adil menilai para penulis pernyataan ini, orang harus mengatakan bahwa mereka dengan tepat telah menangkap hakekat dari kecenderungan dalam politik dewasa ini dan dari sikap terhadap pelajaran-pelajaran revolusi kita, yang tak disangsikan merajalela di kalangan lingkungan-lingkungan paling luas dari kaum intelek, kaun filistin yang berpendidikan separo-separo dan barangkali juga di banyak lapisan burjuasi kecil yang samasekali tidak berpendidikan.
Dalam pernyataan ini diperlihatkan tidak hanya kebencian terhadap Marxisme pada umumnya, dengan keyakinannya yang tak menyimpang tentang misi revolusioner proletariat dan kesiapannya sepenuh hati untuk mendukung sebarang gerakan revolusioner massa luas, untuk mempertajam perjuangan dan untuk membawanya sampai selesai. Tidak itu saja. Di dalam pernyataan itu diperlihatkan pula kebencian terhadap cara-cara perjuangan, bentuk-bentuk aksi, dan taktik yang baru-baru saja betul-betul teruji dalam praktek sesungguhnya dari revolusi Rusia. Semua kemenangan – atau lebih tepat setengahkemenangan-setengah kemenangan, seperempatkemenangan-seperempatkemenangan – yang revolusi kita peroleh itu, telah dicapai seluruhnya dan semata-mata berkat desakan revolusioner langsung dari proletariat yang sedang berbaris memimpin elemen-elemen non-proletar dari Rakyat pekerja. Semua kekalahan disebabkan oleh melemahnya desakan seperti itu, oleh taktik mengelakkannya, taktik yang didasarkan atas tidak adanya desakan ini, dan kadang-kadang (di kalangan kaum Kadet) atas usaha meniadakannya secara langsung.
Dan kini, dalam periode mengamuknya represi kontra-revolusioner, kaum filistin sedang menyesuaikan diri dengan cara pengecut kepada raja-raja baru dari kehidupan, dengan menjilat pantat pada khalif-khalif baru buat sejam, dengan membuang yang sudah-sudah, dengan mencoba melupakannya, dengan meyakinkan diri dan orang-orang lain bahwa tidak seorangpun di Rusia kini memimpikan untuk membuat suatu revolusi menurut ajaran Marx, tidak seorangpun memimpikan “diktatur proletariat” dan seterusnya.
Dalam revolusi-revolusi lain dari burjuasi, kemenangan fisik dari kekuasaan lama atas Rakyat yang memberontak selamanya juga membangkitkan kesabaran hati dan demoralisasi di antara lingkungan-lingkungan luas masyarakat “terpelajar”. Akan tetapi di antara partai-partai burjuis yang telah berjuang sesungguhnya untuk kebebasan, yang telah memainkan peranan yang sedikit banyaknya esensiil dalam peristiwa-peristiwa revolusioner sejati, selamanya ternyata timbul ilusi-ilusi kebalikan dari apa yang kini merajalela di tengah-tengah kaum filistin intelek di Rusia.Itu adalah ilusi tentang kemenangan yang tak dapat tidak, segera dan lengkap dari “kebebasan, persamaan dan persaudaraan”, ilusi-ilusi tentang sesuatu republik bukan dari burjuasi melainkan dari seluruh umatmanusia, suatu republik yang akan melaksanakan perdamaian di dunia dan kemauan baik di kalangan manusia. Itu adalah ilusi-ilusi tentang tak adanya perbedaan-perbedaan klas pada Rakyat yang tertindas oleh monarki dan tata-aturan abad pertengahan, tentang tak mungkinnya mengalahkan suatu “ide” dengan cara-cara kekerasan, mengenai pertentangan mutlak dari feodalisme yang telah usang dengan sistim republik demokratis bebas yang baru, yang watak burjuisnya samasekali tidak diinsyafi, atau diinsyafi hanya secara sangat samar-samar.
Oleh karena itu dalam periode-periode kontra-revolusi wakil-wakil proletariat yang dalam kreasinya telah sampai pada pendirian Sosialisme ilmiah, terpaksa bertempur (seperti, misalnya, Marx dan Engels bertempur dalam tahun 1850) melawan ilusi-ilusi kaum republiken burjuis, melawan difahaminya tradisi-tradisi revolusi dan hahekatnya secara idealis, melawan frase-frase dangkal yang menggantikan kerja tabah dan serius di dalam klas tertentu. Di negeri kita persoalannya adalah sebaliknya. Kita tidak melihat ilusui-ilusi republikenisme primitif yang menghalang-halangi urusan vital dari diteruskannya kegiatan revolusioner dalam syarat-syarat yang baru dan yang telah berubah. Kita tidak melihat usaha melebih-lebihkan arti suatu republik, usaha mengubah semboyan yang perlu ini dari perjuangan melawan feodalisme serta monarki menjadi semboyan setiap dan segala macam perjuangan untuk kebebasan bagi semua mereka yang bekerja dan dihisap pada umumnya. Kaum Sosialis-Revolusioner dan grup-grup sesaudaranya, yang memelihara ide-ide seperti itu, tinggal segenggam saja, dan periode tiga tahun topan revolusioner (1905-1907) telah memberikan mereka – sebagai ganti kegemaran yang tersebar luas terhadap republikenisme – suatu partai baru dari kaum flistin yang oportunis, kaum Enes [31], suatu peningkatan baru dalam perdurhakaan dan anarkisme anti-politik.
Di Jerman filistin, pada keesokan harinya sesudah desakan pertama revolusi dalam tahun 1848, ilusi-ilusi kaum demokrat republiken burjuis-kecil memperlihatkan diri secara menyolok. Di Rusia filistin, pada keesokan harinya sesudah desakan revolusi tahun 1905, memperlihatkan diri dengan menyolok, dan masih terus memperlihatkan diri ilusi-ilusi oportunisme burjuis kecil, yang berharap akan mencapai suatu kompromi tanpa perjuangan dan sesudah kekalahan pertama bergegas menanggalkan masa silam mereka sendiri, meracuni suasana kemasyarakatan dengan kecabaran, kekecilan hati dan keregatan.
Teranglah bahwa perbedaan ini timbul dari perbedaan dalam sistim sosial dan dalam keadaan-keadaan historis dari kedua revolusi itu. Akan tetapi persoalannya bukanlah supaya massa penduduk burjuis-kecil di Rusia berada dalam keadaan pertentangan yang kurang tajam dengan orde lama. Justru sebaliknya. Kaum tani kita sudah dalam tingkat permulaan sekali dari revolusi Rusia melahirkan suatu gerakan agraria yang tak terbandingkan lebih perkasa, tegas, dan sadar politik daripada gerakan-gerakan yang lahir dalam revolusi-revolusi burjuis sebelumnya dari abad XIX. Persoalannya yalah bahwa lapisan sosial yang merupakan inti dari kaum demokrat revolusioner di Eropa – ahli-ahli pekerjaan tangan di kota-kota, burjuasi kota dan burjuasi kecil – di Rusia pasti harus membelok pada liberalisme kontra-revolusioner. Kesadaran politik proletariat Sosialis, yang bergerak berpegangan tangan dengan tentara revolusi Sosialis internasional di Eropa, semangat revolusioner yang ekstrim dari si-muzyik, yang didorong oleh penindasan berabad-abad dari tuantanah-tuantanah pemilik hamba keadaan putus-asa samasekali dan kepenuntutan konfiskasi terhadap tanah-tanah milik tuantanah – inilah sebab-sebab yang melemparkan kaum liberal Rusia ke dalam pelukan kontra-revolusi jauh lebih kuat daripada yang terjadi dengan kaum liberal Eropa. Dan olehkarenanya kepada klas buruh Rusia telah berpindah dengan kekuatan istimewa tugas memelihara tradisi-tradisi perjuangan revolusioner yang kaum intelekt dan kaum filistin sedang bergegas untuk melepaskannya, tugas mengembangkan dan memperkuat tradisi-tradisi ini, memasukannya ke dalam kandungan kesadaran massa luas Rakyat, dan memindahkannya ke pasang naik berikutnya dari gerakan demokratis yang takterelakkan.
Kaum buruh itu sendiri secara spontan sedang melaksanakan justru garis ini. Terlalu bersemangat mereka sudah hidup mengalami perjuangan besar dalam bulan-bulan Oktober dan Desember. Terlalu jelas mereka telah lihat perubahan dalam keadaan hidup mereka hanya berhubung dengan perjuangan revolusioner yang langsung itu. Kini mereka berbicara, atau, setidak-tidaknya, mereka merasa, seperti tukang tenun yang menulis dalam sebuah surat kepada majalah serikatburuhnya it u: “Pemilik-pemilik pabrik telah merampas apa yang kita menangkan, mandur-mandur sekali lagi seperti dulunya menghina kita, tunggu saja, tahun 1905 akan datang lagi”.
Tunggu saja, tahun 1905 akan datang lagi. Begitulah kaum buruh melihat soal-soal. Bagi mereka tahun perjuangan itu memberi satu teladan dari apa yang harus dilakukan. Bagi kaum intelek dan kaum filistin yang suka akan kerenegatan tahun itu adalah “tahun edan”, suatu contoh dari apa yang tak boleh dilakukan. Bagi proletariat pengolahan kembali dan usaha dicernakkannya secara kritis pengalaman revolusi itu harus terletak dalam hal supaya belajar bagaimana mentrapkan cara-cara perjuangan waktu itu dengan lebih berhasil, sehingga membuat perjuangan pemogokan Oktober yang sama dan perjuangan bersenjata Desember yang sama itu lebih luas, lebih terpusat dan lebih sadar. Bagi kaum liberal kontra-revolusi, yang menyeret kaum intelek renegat pada tali, usaha mencernakkan pengalaman revolusi itu harus berupa usaha meniadakan untuk selama-lamanya sifat impulsif “yang naif” dari perjuangan massa yang “liar”, dan menggantinya dengan pekerjaan konstitusionil yang “berekebudayaan dan beradab”, di atas dasar “konstitusionalisme” Stolipin.
Hari ini semua dan segenap orang sedang berbicara tentang dicernakan dan dinilainya secara kritis pengalaman revolusi. Tentang itu berbicara kaum Sosialis dan liberal. Tentang itu berbicara kaum oportunis dan kaum Sosial-Demokrat revolusioner. Akan tetapi tidak semua memahami bahwa justru antara kedua lawan yang disebut di atas itulah berayun-ayun segala resep yang beraneka ragam dari usaha mencernakkan pengalaman revolusi itu. Tidak semua mengajukan dengan jelas persoalan: pengalaman perjuangan revolusionerkah yang mesti kita cernakkan, dan membantu massa untuk mengcernakkannya, demi perjuangan yang lebih sabar, lebih tabah dan lebih tegas, atau “pengalaman” perngkhianatan Kadet terhadap revolusikah yang harus kita cernakkan dan teruskan kepada massa?
Karl Kautsky mendekati persoalan ini dalam aspek teoritisnya yang fundamental. Dalam edisi kedua dari karangannya yang terkenal, “Revolusi Sosialis”, yang telah diterjemahkan ke dalam semua bahasa Eropa yang penting, ia membuat sejumlah tambahan dan amandemen yang menyinggung pengalaman revolusi Rusia. Kata pendahuluan untuk edisi ke dua tertanggal Oktober 1906; jadinya penulis itu sudah mempunyai bahan-bahan untuk menyatakan konsepsi bukan saja mengenai “topan dan desakan” tahun 1905, melainkan juga mengenai peristiwa-peristiwa utama dalam “periode Kadet” dari revolusi kita, mengenai zaman antusiasme umum (hampir umum) berhubung dengan kemenangan-kemenangan pemilihan kaum Kadet dan dengan Duma Pertama.
Persoalan-persoalan apa dalam revolusi Rusia, jadinya, yang dianggap Kautsky cukup besar dan pokok, atau sekurang-kurangnya cukup penting utnuk memberikan bahan-bahan baru bagi seorang Marxis yang pada umumnya mempelajari “bentuk-bentuk dan senjata-senjata revolusi sosial” (sebagaimana bunyi judul dari pasal 7 dalam karangan Kautsky, yaitu justru dari pasal yang dilengkapi sesuai dengan pengalaman tahun 1905-1906)?
Penulis itu mengambil dua persoalan.
Pertama, persoalan susunan klas dari kekuatan-kekuatan yang mampu mencapai kemenangan dalam revolusi Rusia, dengan membuatnya suatu revolusi yang jaya sesungguhnya.
Kedua, persoalan artipenting dari bentuk-bentuk paling tinggi dari perjuangan massa itu – paling tinggi menurut enersi revolusioner dan menurut watak militansinya – yang dilahirkan oleh revolusi Rusia, yaitu perjuangan dalam bulan Desember, yakni pemberontakan bersenjata.
Sebarang Sosialis (dan teristimewa seorang Marxis) yang bersikap sedikit-banyaknya memikir-mikirkan terhadap peristiwa-peristiwa revolusi Rusia pasti harus mengakui bahwa ini sesungguhnyalah merupakan persoalan –persoalan pokok dan fundamentil dalam menilai revolusi Rusia, dan juga dalam menilai garis taktik yang diharuskan kepada suatu partai buruh oleh duduknya persoalan dewasa ini. Kalau kita tidak dengan sepenuhnya dan jelas memahami klas-klas mana yang mampu, berkat syarat-syarat ekonomi obyektif, membuat revolusi burjuis Rusia jaya, maka segala kata-kata kita tentang berusaha membuat revolusi itu jaya akan merupakan frase-frase kosong, deklamasi demokratis melulu, dan taktik kita di dalam revolusi burjuis akan takterelakkan menjadi tidak berprinsip dan goyang.
Di pihak lain, untuk secara konkrit menetapkan taktik suatu partai revolusioner pada saat-saat yang paling membadai dari krisis nasional umum yang sedang dialami negeri, adalah jelas tidak cukup semata-mata menunjuk pada klas-klas yang mampu bertindak dalam semangat penyelesaian revolusi dengan jaya. Periode-periode revolusioner berbeda dari apa yang disebut perkembangan damai, dari periode-periode ketika syarat-syarat ekonomi tidak menimbulkan krisis-krisis mendalam, dan tidak melahirkan gerakan-gerakan massa yang perkasa, justru dengan hal, bahwa bentuk-bentuk perjuangan dalam periode-periode tipe pertama tak terelakkan adalah jauh lebih beraneka ragam, dan perjuangan revolusioner langsung dari massa lebih berdominasi dari kegiatan-kegiatan propaganda serta agitasi yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpin di dalam parlemen, di dalam pers, dst.
Oleh karenanya kalau, dalam menilai periode-periode revolusioner, kita membatasi diri dalam mendefinisi garis aktivitas berbagai-bagai klas, tanpa menganalisa bentuk-bentuk perjuangannya, maka pertimbangan kita dalam arti ilmiah akan menjadi tidak lengkap dan tidak dialektis, sedangkan dari sudut pendirian politik praktis ia akan merosot menjadi pertimbangan panjang-lebar yang mengandung ajaran-ajaran susila yang membosankan, yang mati (dengan mana, kami boleh berkata dalam tanda kurung, kawan Plekhanov terus berpuas diri untuk sembilan persepuluh bagian dalam tulisan-tulisannya tentang taktik-taktik Sosial-Demokrasi dalam revolusi Rusia).
Untuk menilai revolusi betul-betul secara marxis sejati, dari sudut pendirian materialisme dialektik, orang harus menilainya sebagai perjuangan dari kekuatan-kekuatan sosial yang hidup, yang ditempatkan dalam syarat-syarat obyektif yang tertentu, yang bertindak dengan cara tertentu dan banyak atau sedikit berhasil mentrapkan bentuk-bentuk perjuangan yang tertentu. Di atas dasar analisa seperti itulah, dan, sudah barang tentu, hanya di atas dasar itu, adalah samasekali wajar, lebih-lebih, mutlak perlu bagi seorang Marxis untuk menilai juga segi teknik dari perjuangan, persoalan-persoalan tekniknya.Mengakui sesuatu bentuk tertentu dari perjuangan dan tidak mengakui keharusan mempelajari segi tekniknya, adalah laksana kita mengakui keharusan ikut serta dalam pemilihan-pemilihan khusus, dengan mengabaikan undang-undang yang menetapkan teknik dari pemilihan-pemilihan ini.
Mari kita terus kini kepada jawaban yang diberikan Kautsky kepada kedua persoalan yang disebut di atas, yang, seperti kita ketahui, menimbulkan perdebatan yang sangat berkepanjangan serta hangat di antara kaum Sosial-Demokrat Rusia selama seluruh masa revolusi, mulai dengan musim semi tahun 1905, ketika Kongres Bolsyewik Ketiga dari PBSDR di London dan Konperensi Mensyewik pada waktu itu juga di Jenewa meletakkan prinsip-prinsip dasar dari taktik-taktiknya di dalam rsolusi-resolusi yang saksama, dan berakhir dengan Kongres Fusi PBSDR di London pada musim semi tahun 1907.
Terhadap persoalan pertama Kautsky memberi jawaban berikut. Di Eropa Barat, katanya, proletariat merupakan massa luas penduduk. Oleh karenanya kemenangan demokrasi di Eropa dewasa ini berarti kekuasaan politik dari proletariat. “Di Rusia dengan penduduk taninya yang berdominasi, ini tak dapat diharapkan. Tentu saja, kemenangan Sosial-Demokrasi di hari depan yang dekat-dekat” (dalam bahasa Jermannya, absehbar, yaitu, yang dapat ditinjau, dapat dilihat sebelumnya) “tidak dikecualikan di Rusia juga: akan tetapi kemenangan itu hanya dapat berupa hasil dari suatu persekutuan (Koalition) dari proletariat dankaum tani”. Dan Kautsky bahkan menyatakan pendapat bahwa kemenangan seperti itu kiranya akan dengan takterelakkan memberikan dorongan hebat ke arah revolusi proletar di Eropa Barat.
Demikianlah kita lihat, bahwa konsep revolusi burjuis bukanlah suatu defenisi yang mencukupi dari kekuatan-kekuatan yang dapat mencapai kemenangan dalam revolusi seperti itu. Revolusi-revolusi burjuis mungkin,dan telah terjadi, dalam mana burjuasi dagang, ataupun burjuasi dagang-industri, memainkan peranan kekuatan penggerak utama. Kemenangan-kemenangan revolusi seperti itu telah mungkin sebagai kemenangan lapisan yang sesuai dari burjuasi atas musuh-musuhnya (seperti kaum bangsawan yang mempunyai hak-hak istimewa atau monarki absolut). Di Rusia soalnya berlainan. Kemenangan revolusi burjuis tidak mungkin di negeri kita sebagai kemenangan burjuasi. Ini nampaknya sesuatu yang mustahil, tetapi adalah sesuatu kenyataan. Dominasi penduduk tani, penindasannya oleh sistim pemilikan tanah tuantanah besar (semi pemilik-hamba), kekuatan dan kesadaran klas dari proletariat yang telah teroraganisasi dalam suatu partai Sosialis – semua keadaan ini memberi kepada revolusi burjuis kita watak yang khas. Kekhususan ini tidak menghilangkan watak burjuasi dari revolusi (seperti Marlov dan Plekhanov [32] coba menggambarkan soal itu dalam sepakterjang-sepakterjang mereka yang lebih dari timpang terhadap pendirian Kautsky). Hal itu hanya menyebabkan watak kontra-revolusioner dari burjuasi kita dan keharusan suatu diktatur proletariat dan kaum tani untuk kemenangan dalam revolusi seperti itu. Karena “koalisi dari proletariat dan kaum tani” yang akan mencapai kemenangan dalam suatu revolusi burjuis, adalah tidak lain daripada diktatur demokrasi-revolusioner dari proletariat dan kaum tani.
Ketentuan ini merupakan titiktolak dari perselisihan-perselisihan taktis di dalam barisan-barisan kaum Sosial-Demokrat selama waktu revolusi. Hanya kalau hal ini dipertimbangkan, orang dapat memahami semua perbantahan tentang persoalan-persoalan khusus (mengenai masalah dukungan kepada kaum Kadet pada umumnya, mengenai suatu blok Kiri dan wataknya, dst) dan bentrokan-bentrokan dalam kejadian sendiri-sendiri. Hanya perselsihan taktis yang pokok inilah – dan samasekali bukan persoalan “kemilitan-kemilitan" [33] atau “boikotisme”, seperti orang-orang yang tidak mengetahui kadang-kadang berpikir – yang merupakan sumber dari perbedaan pendapat antara kaum Bolsyewik dan Mensyewik dalam periode pertama dari revolusi (1905-1907).
Dan seseorang tak cukup-cukupnya dapat mendesak keharusan menyelidik sumber perbedaan pendapat dengan seluruh perhatian, menganalisa dari sudut pandangan ini pengalaman dari kedua Duma dan dari perjuangan langsung kaum tani, Kalau kita tidak melaksanakan pekerjaan itu kini, maka kita, ketika pasangnaik berikutnya datang, tidak akan mampu mengambil satu langkahpun di lapangan taktik, tanpa merangsang persengketaan-persengketaan atau menciptakan konflik-konflik faksionil dan perselisihan-perselisihan di dalam Partai. Sikap Sosial-Demokrasi terhadap liberalisme dan terhadap demokrasi burjuis tani mesti ditentukan atas dasar pengalaman revolusi Rusia. Jika tidak, kita tidak akan mempunyai taktik yang secara prinsipiil tabah dari proletariat. “Persekutuan proletariat dan kaum tani”, kami catat sambil lalu, dalam keadaan apapun tidak boleh dipahami dalam arti peleburan berbagai-bagai klas, atau partai, dari proletariat dan kaum tani. Bukan saja peleburan, melainkan sebarang persetujuan yang panjang akan bersifat merusak bagi partai Sosialis klas buruh, dan akan melemahkan perjuangan demokratis-revolusioner. Bahwa kaum tani dengan takterelakkan terus goyang antara burjuasi liberal dan proletariat adalah akibat dari kedudukan mereka sebagai klas: dan revolusi kita telah memberikan banyak sekali contoh tentang ini dalam lapangan-lapangan perjuangan yang paling beraneka warna (pemboikotan Duma Witte; pemilihan-pemilihan; kaum Trudowik di dalam Duma Pertama dan Kedua, dst). Hanya menjalankan politik yang pastiberdiri sendiri sebagai pelopor revolusi, proletariat akan mampu memisahkan kaum tani dari kaum liberal, membebaskan dari pengaruh mereka, menghimpun kaum tani di belakangnya dalam jalannya perjuangan dan dengan begitu mewujudkan suatu “persekutuan” dalam kenyataan – suatu persekutuan yang muncul dan menjadi efektif, ketika dan sejauh kaum tani melakukan perjuangan revolusioner. Itu bukanlah bermain mata dengan kaum Trudowik, akan tetapi kritik yang tak kenal ampun terhadap kelemahan-kelemahan serta kegoyangan-kegoyangan mereka, propaganda tentang ide suatu partai tani yang republiken dan revolusioner, yang dapat mewujudkan “persekutuan” proletariat dan kaum tani demi kemenangan atas musuh-musuh bersama mereka, dan bukan untuk bermain blok-blokan dan persetujuan-persetujuan.
Watak khas dari revolusi burjuis Rusia yang telah kita tunjukkan ini membedakannya dari revolusi-revolusi burjuis zaman modern, akan tetapi menyamakannya dengan revolusi-revolusi burjuis besar dari zaman-zaman lampau, ketika kaum tani memainkan peranan revolusioner yang menyolok. Dalam hal ini perhatian paling besar harus diberikan kepada apa yang ditulis Friderich Engels dalam karangan yang sangat kaya dan mendalam mengenai pikiran, “Tentang Materislime Histori” (pengantar bahasa Inggeris dari “Perkembangan Sosialisme dari Utopi ke Ilmu”, diterjemahkan dalam bahasa Jerman oleh Engels sendiri dalam Neue Zeit, 1892-1893, th. Ke XI, jl. 1). “Gejala yang menarik”, kata Engels, “ di dalam ketiga-tiga revolusi burjuis besar” (Reformasi di Jerman dan Perang Tani dalam abad XVI; revoluis Inggeris abad ke XVII; revolusi Perancis abad XVIII) “yalah bahwa kaum tanilah yang merupakan tentara penempur; dan justru kaum tani ternyata menjadi klas yang, sekali kemenangan dicapainya, pasti dibangkrutkan oleh akibat-akibat ekonomis dari kemenangan itu. Seratus tahun sesudha Cromwell, kaum yeomanry (petani) Inggeris hampir hilang samasekali. Sedangkan justru berkat camapurtangan yeomanry dan unsur-unsur Rakyat jelata dari kota, perjuangan itu disampaikan ke akhirnya betul, dan Karel I ke pentas hukuman mati. Supaya burjuasi dapat memperoleh biarpun buah-kemenangan yang pada waktu itu sudah matang untuk dikumpulkan, untuk itu revolusi harus dilaksanakan sangat lebih jauh dari tujuan tadinya. Persis demikianlah halnya dalam tahun 1793 di Perancis dan dalam tahun 1848 di Jerman. Demikianlah tampaknya, dalam kenyataan sungguh-sungguh, salah satu hukum perkembangan masyarakat burjuis”. Dan di bagian lain dari karangan ini Engels menunjukkan bahwa revolusi Perancis adalah “pemberontakan pertama di mana perjuangan telah dilaksanakan sampai akhir, sampai penghancuran satu dari mereka yang bertempur, yaitu aristokrasi, dan kemenangan lengakap dari yang lain, yaitu burjuasi”.
Kedua tinjauan sejarah atau kesimpulan umum oleh Engels ini secara gemilang telah diperkuat dalam beralngsungnya revolusi Rusia. Juga telah diperkuat bahwa hanya campurtangan kaum tani dan proletariat – “unsur-unsur Rakyat jelata dari kota-kota” – mampu secara berarti mendorong ke depan revolusi burjuis. Jika di Jerman abad XVI, Inggeris abad XVII dan di Perancis abad XVIII kaum tani dapat ditempatkan di barisan depan, di Rusia abad XX susunan itu mesti dibalik, karena tanpa inisiatif serta pimpinan proletariat kaum tani tidak berarti apa-apa). Juga telah diperkuat kenyataan bahwa revolusi harus dilaksanakan sangat lebih jauh daripada tujuan-tujuan burjuisnya yang langsung, terdekat dan sudah sepenuhnya matang supaya betul-betul mewujudkan tujuan-tujuan itu, supaya memperkuat dengan pasti dan untuk selama-lamanya kemenangan-kemenangan burjuis yang minimal. Kita dapat menialai oleh karenanya dengan ejekan bagaimana Engels kiranya memperlakukan resep-resep filistin untuk memeras revolusi terlebih dahulu hanya ke dalam rangka burjuis langsung, burjuis sempit “supaya tidak menakut-nakuti burjuasi” seperti yang dikatakan kaum Mensyewik di Kaukasia dalam resolusinya tahun 1905, atau untuk supaya ada “jaminan terhadap restorasi” seperti kata Plekhanov di Stockholm!
Kautsky membicarakan persoalan yang lain, penilaian pemberontakan bulan Desember tahun 1905, di dalam kata pendahuluan untuk edisi kedua dari brosurnya. Dia menulis:”Saya kini tidak lagi dapat menegaskan sepasti yang saya katakan dalam tahun 1902, bahwa pemberontakan-pemberontakan bersenjata dan pertempuran barikade tidak akan memainkan rol menentukan dalam revolisi-revolusi mendatang. Kesaksian yang terlalu jelas tentang kebalikannya telah diberikan oleh pengalaman pertempuran-pertempuran jalanan di Moskwa, ketika segenggam orang menahan seluruh tentara selama satu minggu dalam pertempuran barikade, jika kegagalan gerakan revolusioner di kota-kota lain tidak memungkinkan mengirimkan bala bantuan yang begitu besar kepada tentara, sehingga pada akhirnya untuk melawan kaum pemberontak dipusatkan suatu kekuatan yang menggelikan besarnya dalam mengungguli mereka. Sudah barang tentu sukses yang relatif dari pertempuran barikade ini menjadi mungkin hanya karena penduduk kota secara enersik mendukung kaum revolusioner, sedangkan pasukan-pasukan samasekali runtuh semangatnya. Akan tetapi siapa, yang dapat dengan pasti menegaskan bahwa suatu yang serupa tidak mungkin di Eropa Barat?”
Dan demikianlah, hampir setahun sesudah pemberontakan itu, ketika orang sudah tidak mungkin tertarik oleh tujuan menyokong secara langsung kesegaran semangat para pejuang, penyelidik yang demikian hati-hati seperti Kautsky dengan tegas mengakui bahwa pemberontakan Moskwa merupakan suatu “sukses yang relatif” dari perjuangan barikade-barikade dan menganggap perlu untuk membetulkan kesimpulan umumnya yang dulu, bahwa peranan pertempuran-pertempuran jalanan di dalam revolusi-revolusi yang akan datang tidak dapat memainkan rol yang besar.
Perjuangan bulan Desember 1905 membuktikan bahwa pemberontakan bersenjata dapat menang dalam syarat-syarat modern dari tekhnik militer dan organisasi militer. Sebagai hasil dari perjuangan bulan Desember itu seluruh gerakan buruh internasional sejak kini harus memperhitungkan kemungkinan bentuk-bentuk pertempuran serupa dalam revolusi-revolusi proletar yang terdekat. Inilah kesimpulan-kesimpulan yang sebenarnya timbul dari pengalaman revolusi kita, inilah pelajaran-pelajaran yang massa luas dari Rakyat harus cernakkan. Betapa jauhnya kesimpulan-kesimpulan dan pelajaran-pelajaran ini dari garis pertimbangan yang Plekhanov buka dengan komentar Herostratosnya [34] yang masyur mengenai pemberontakan bulan Desember:”Orang tidak boleh mempergunakan senjata”. Samudra komentar keregatan yang bagaimana yang ditimbulkan oleh penilaian itu! Jumlah tangan-tangan liberal kotor yang betapa tak habis-habisnya yang berpegang padanya untuk membawa demoralisasi dan semangat kompromi filistin ke dalam massa kaum buruh!
Tidak ada satupun kebenaran sejarah yang terdapat dalam penilaian Plekhanov. Karl Marx, yang enam bulan sebelum Komune [35] berkata bahwa suatu pemberontakan akan merupakan keedanan, walaupun demikian, mampu menilai “keedanan” itu sebagai gerakan massa yang maha besar dari proletariat dalam abad ke XIX, maka dengan hak yang seribu kali lebih besar kaum Sosial-Demokrat Rusia kini mesti membawa ke tengah-tengah massa suatu keyakinan, bahwa perjuangan bulan Desember merupakan gerakan yang paling hakiki, paling syah, gerakan proletar terbesar semenjak Komune. Dan klas buruh Rusia justru akan dilatih dalam pandangan-pandangan seperti itu, apapun yang mungkin dikatakan oleh kaum intelek ini atau itu di dalam barisan Sosial-Demokrat, dan bagaimanapun kerasnya mereka meratap.
Di sini suatu catatan barangkali merupakan keharusan, menginagat bahwa karangan ini ditulis untuk kawan-kawan Polandia. Karena, saya sesalkan, tidak mengetahui bahasa Polandia, saya mengetahui keadaan-keadaan Polandia hanya dari kabar angin. Dan barangkali mudah sekali untuk menyangkal saya, bahwa justru di Polandialah seluruh partai mencekik diri dengan peperangan gerilya yang impoten, terorisme dan peletusan-peletusan kembangapi, dan itu justru untuk tradisi-tradisi pemberontakan dan suatu perjuangan bersama dari proletariat dan kaum tani ( apa yang disebut “Sayap Kanan” Partai Sosialis Polandia). Sangat mungkin, bahwa, dilihat dari sudut pendirian ini, keadaan-keadaan Polandia itu memang dalam kenyataan secara radikal berbeda dari keadaan-keadaan di bagian lain dari Imperium Rusia. Saya tidak dapat menimbang ini. Akan tetapi, saya mesti mencatat, bahwa tidak di mana-manapun terkecuali di Polandia kita melihat penyelewengan dari taktik revolusioner yang demikian tak masuk akal, yang telah menimbulkan perlawanan yang syah serta oposisi. Dan di sini dengan sendirinya timbul pikiran: justru di Polandia tidak ada perjuangan bersenjata dalam bulan Desember 1905! Dan tidaklah karena justru sebab ini maka di Polandia, dan hanya di Polandia, taktik yang diputar balikkan dan tak masuk akal dari anarkisme yang “membuat” revolusi itu telah mendapat tanah subur baginya, dan bukanlah karena keadaan-keadaan tidak mengijinkan perkembangan perjuangan massa bersenjata di sana, walaupun hanya untuk waktu yang pendek? Bukankah tradisi justru dari perjuangan seperti itu, tradisi pemberontakan bersenjata bulan Desember, yang kadang-kadang merupakan alat serius satu-satunya untuk mengatasi kecenderungan-kecenderungan anarkis di dalam partai kaum buruh bukan dengan cara mengajarkan kesusilaan burjuis-kecil yang sudah basi, yang filistin, melainkan dengan berbalik dari tindakan-tindakan kekerasan tersendiri-sendiri, yang tak bertujuan, tak masuk akal, menuju ke arah kekerasan massa yang bertujuan, yang dihubungkan dengan gerakan luas serta penajaman perjuangan proletar yang langsung?
Persoalan penilaian revolusi kita mempunyai arti penting, samasekali bukan hanya secara teori, melainkan arti penting yang paling langsung dan praktis mendesak. Seluruh pekerjaan propaganda, agitasi dan organisasi kita secara terus menerus dihubungkan pada saat dewasa ini dengan proses pencernaan pelajaran-pelajaran dari tiga tahun agung ini oleh massa klas buruh dan penduduk semi-proletar yang paling luas. Kita tidak dapat kini membatasi diri pada pernyataan begitu saja (dalam semangat resolusi-resolusi yang diterima oleh Kongres X “Sayap Kiri” PPS) bahwa keterangan-keterangan yang dapat diperoleh tidak memungkinkan kita pada waktu ini untuk menetapkan apakah jalan peletusan revolusioner atau jalan langkah-langkah kecil yang lama dan lambat yang terletak di depan kita. Sudah barang tentu, tak ada statistik apapun di dunia yang dapat kini menetapkan itu. Sudah barang tentu, kita mesti melaksanakan pekerjaan kita sedemikian rupa sehingga ia seluruhnya akan diserapi dengan semangat dan isi Sosialis umum, dengan tak pandang percobaan-percobaan manapun yang disediakan bagi kita oleh hari depan. Akan tetapi itu bukanlah semuanya. Berhenti pada titik ini berarti tidak memberikan kepemimpinan efektif apapun kepada partai proletar. Kita harus secara jujur mengemukakan dan dengan tegas memjawab pertanyaan, ke arah mana kita kini akan melangkah dalam pekerjaan mencernakkan pengalaman tiga tahun revolusi itu? Kita mesti memproklamasikan secara terus terang dan untuk semua orang dengan maksud memberikan pelajaran kepada mereka yang menjadi renegat dan melarikan diri dari Sosialisme, bahwa Partai kaum buruh melihat dalam perjuangan revolusioner langsung dari massa, dalam perjuangan bulan-bulan Oktober dan Desember tahun 1905, gerakan-gerakan proletariat terbesar semenjak Komune; bahwa hanya dalam perkembangan bentuk-bentuk perjuangan seperti itu terletak janji sukses-sukses yang mendatang dari revolusi; dan bahwa teladan-teladan perjuangan ini harus menjadi mercusuar bagi kita dalam melatih generasi-generasi pejuang yang baru.
Dengan melaksanakan pekerjaan sehari-hari kita ke arah itu dan mengingat bahwa hanya bertahun-tahun kegiatan serius dan tabah yang telah menjamin Partai mempunyai pengaruh sepenuhnya atas proletariat dalam tahun 1905, kita akan mampu mencapai keadaan di mana dengan tak pandang arah perkembangan peristiwa-peristiwa dan kecepatan kehancuran otokrasi, klas buruh akan terus makin kuat dan berkembang menjadi kekuatan Sosial-Demokratis yang sadar klas, yang revolusioner.
* * *
Diterbitkan pada bulan April 1908
dalam majalah Przeglad Sosyaldemokatyczny, No. 2
Ditandatangai: N. Lenin
Diterbitkan dalam bahasa Rusia
pada tanggal 10 (23) Mei dalam Proletari, No. 30
Catatan:
[31] Kaum Enes (“kaum Sosialis-kerakyatan”) – anggota-anggota partai Sosialis-kerakyatan Trudovik burjuis-kecil, yang memisahkan diri pada tahun 1906 dari sayap Kanan partai kaum Sosialis-Revolsuioner. Program kaum Enes adalah dekat dengan program kaum Kadet. Setelah Revolusi Burjuis Demokratis bulan Februari 1917 kaum Enes secara aktif menyokong Pemerintah Sementara; beberapa orang anggotanya masuk ke dalam susunan pemerintah itu. Kemudian kaum Enes berjuang melawan kekuasaan Sovyet.
[32] Matov . L. – seorang Sosial-Demokrat Rusia, pemimpin kaum Mensyewik
Plekhanov. G.W. – tokoh terkemuka gerakan buruh Rusia dan internasional, seorang Marxis. Dalam saat revolusi Rusia pertama tahun 1905-1907 bersikap Mensyewik.
[33] Kemilitanan – penggunaan taktik aksi-aksi bersenjata dalam syarat-syarat perjuangan revolusioner yang langsung dengan tujuan pertahanan diri, pembebasan tahan-tahanan politik dari penjara-penjara, ekpropriasi alat-alat dan dana-dana milik negara untuk kepentingan revolusi, pembunuhan mata-mata dan kaum provokator, dsb. Kaum Bolsyewik memiliki grup-grup tempur yang khusus dalam tahun-tahun 1905-1907.
[34] Herostratos – orang Junani dari Asia Kecil, yang karena berkeinginan memperoleh kehormatan, pada tahun 356 Sebelum Isa membakar candi Artemis yang terkenal di kota Efes. “Kehormatan Herostratos” – kehormatan yang memalukan.
[35] Komune Paris – pemerintah diktatur proletariat yang pertama dalam sejarah, pemerintah revolusioner klas buruh yang dibentuk oleh revolusi proletar di Paris pada tahun 1871. Ia bertahan selama 72 hari – dari tanggal 18 Maret sampai 28 Mei.